Nabi Muhammad saw mengatakan, jihad akbar adalah perang yang bila dimenangkan, dapat mengendalikan nafsu memperoleh materi tanpa menghabisi lawan ataupun menghancurkan diri sendiri.
Binatang melata pun tdk rela melepaskan kendali nafsunya, bila pelepasan itu membahayakan hidupnya.
Bahkan, tulis seorang pakar ; ” singa rela mati dari pada memakan bangkai, demi memelihara kehormatan dirinya ”.
Wajarlah bila Al-Quran mengecam manusia yg lepas kendali bagaikan binatang bahkan lebih sesat lagi ( QS : Al-Furqan, 144 ).
Jihad Akbar di sulut apinya pada Bulan Ramadhan, disanalah tiap muslim dituntut berperang menaklukkan hawa nafsunya yang menggebu-gebu. Tetapi, harus disadari bahwa perang ini – sebagaimana halnya semua perang dlm Islam – tidak bertujuan menghabiskan semua potensi lawan, apalagi memusnahkannya.
Tujuannya, sekedar mengendalikannya, karena bagaimanapun jeleknya sesuatu, pasti ada segi2 positif dlm dirinya yang dapat dimanfatkan, karena itulah titik temu harus dicari.
Dalam peperangan apapun, gencatan senjata harus diusahakan, sampai akhirnya lahir perdamaian. Dalam Jihad Akbar itu perdamaian terjadi dalam diri manusia, dan kalau hal itu sudah dapat dicapai oleh banyak orang, mustahil perang semacam perang teluk akan berkobar.
Mempertahankan kehendak jasmani dan rohani adalah kehendak Islam, hal tsb antara lain melalui jihad akbar melawan nafsu selama bulan Ramadhan yg diusahakan agar tetap seperti itu dibulan2 lainnya selain Ramadhan.
Jihad Akbar bukan hanya kekuatan, akal, pikiran dan kesadaran. Tetapi juga kebijaksanaan, muslihat dan diplomasi, upaya itulah yang kita lakukan dengan berpuasa dan sejak dini kita sudah mempersiapkan diri dengan pelbagai amal shaleh, karena kita ingin menang tanpa menghabisi atau memusnahkan.
Salam.
Sumber; lentera Al-Quran
0 comments:
Post a Comment
Jika anda menyukai artikel ini, mohon dikomentari dengan cara yang sopan dan santun.