Pages

Thursday, March 1, 2012

persamaan islam-kristen

Kalau selama ini kita memperdebatkan perbedaan Islam-kristen kayaknya nggak akan ada habisnya deh. Nah, bagaimana kalau sekali-sekali kita mencari persamaan ajaran antara Islam dengan Kristen. Boleh dong? Iya khan, iya dong. (susy style in OB).
Sesungguhnya banyak persamaan antara ajaran Islam dengan Kristen, antara lain:

1. Hukum Yang Terutama
"Hukum yang terutama ialah: Dengarlah, hai orang Israel, Tuhan Allah kita, Tuhan itu esa. Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu.
Dan hukum yang kedua ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Tidak ada hukum lain yang lebih utama dari pada kedua hukum ini." (Mrk 12:29-31, Ul 6:4-5, Im 19:18)

Allah menyatakan bahwasanya tidak ada Ilah (yang berhak disembah) melainkan Dia, Yang menegakkan keadilan. Para Malaikat dan orang-orang yang berilmu (juga menyatakan yang demikian itu). Tak ada Ilah (yang berhak disembah) melainkan Dia, Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (QS. 3:18)

Katakanlah: "Allah itu Esa" (QS 112:1)

Mereka diliputi kehinaan di mana saja mereka berada, kecuali jika mereka berpegang kepada tali Allah dan berhubungan baik dengan manusia (QS 3:112)

Rasulullah SAW bersabda: "Barangsiapa tidak menyayangi orang lain, maka Allah tidak akan menyayanginya" (Riyadus Shalihin)

Rasulullah SAW bersabda: "Tidak sempurna iman seseorang di antara kalian hingga ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri"

2. Khabar Gembira bagi orang-orang miskin
"Berbahagialah orang-orang miskin, karena merekalah empunya Kerajaan Sorga" (Mat 5:3, Luk 6:20)
"Bukankah Allah memilih orang-orang yang dianggap miskin oleh dunia ini untuk menjadi kaya dalam iman dan menjadi ahli waris Kerajaan yang telah dijanjikan-Nya kepada barangsiapa yang mengasihi Dia?" (Yak 2:5)

Rasulullah SAW bersabda: "Aku berdiri di pintu Surga, aku melihat kebanyakan penghuninya adalah orang-orang miskin, sedangkan orang-orang kaya masih tertahan. Hanya saja penduduk neraka telah diperintahkan untuk masuk neraka."

Rasulullah bersabda: "Orang-orang fakir memasuki surga 500 tahun lebih dulu daripada orang-orang kaya" (HR Tirmizi)

3. Mengundang orang-orang miskin
"Apabila engkau mengadakan perjamuan siang atau perjamuan malam, janganlah engkau mengundang sahabat-sahabatmu atau saudara-saudaramu atau kaum keluargamu atau tetangga-tetanggamu yang kaya, karena mereka akan membalasnya dengan mengundang engkau pula dan dengan demikian engkau mendapat balasnya.
Tetapi apabila engkau mengadakan perjamuan, undanglah orang-orang miskin, orang-orang cacat, orang-orang lumpuh dan orang-orang buta. (Luk 14:12-13)

Rasulullah bersabda: "Sejelek-jelek makanan adalah makanan pesta (walimah) di mana orang-orang kaya diundang sedangkan fakir miskin ditinggalkan" (Bukhari Muslim)
4. Anjuran untuk memberi (dermawan)
Berilah kepada orang yang meminta kepadamu dan janganlah menolak orang yang mau meminjam dari padamu. (Mat 5:42)
Berilah kepada setiap orang yang meminta kepadamu; dan janganlah meminta kembali kepada orang yang mengambil kepunyaanmu. (Luk 6:30)

Seseong bertanya kepada Rasulullah, "Islam yang bagaimanakah yang baik itu?"
Beliau menjawab: "Kamu memberi makan untuk orang lain, dan mengucapkan salam baik untuk orang yang kamu kenal maupun yang tidak kamu kenal." (Riyadus Shalihin)

Rasulullah tidak pernah diminta sesuatu lalu beliau menjawab: "Tidak". (Rasulullah jika diminta sesuatu maka beliau selalu memberi) (Riyadus Shalihin)

"Berinfaklah, berilah, berdermalah, dan janganlah menahan (hartamu), niscaya Allah akan menahannya untukmu" (Riyadus Shalihin)

5. Jangan Kuatir akan hidup
"Karena itu Aku berkata kepadamu: Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan atau minum, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai. Bukankah hidup itu lebih penting dari pada makanan dan tubuh itu lebih penting dari pada pakaian?" (Mat 6:25)

"Seandainya kalian bertawakal kepada Allah dengan sebenar-benarnya, niscaya Allah akan memberikan rezeki kepadamu sebagaimana Allah memberikan rezeki kepada burung yang berangkat di pagi hari dalam keadaan lapar, lalu pulang di sore hari dalam keadaan kenyang" (HR Tirmizi)

6. Perintah untuk mengucapkan "insya Allah"
Jadi sekarang, hai kamu yang berkata: "Hari ini atau besok kami berangkat ke kota anu, dan di sana kami akan tinggal setahun dan berdagang serta mendapat untung",
sedang kamu tidak tahu apa yang akan terjadi besok. Apakah arti hidupmu? Hidupmu itu sama seperti uap yang sebentar saja kelihatan lalu lenyap.
Sebenarnya kamu harus berkata: "Jika Tuhan menghendakinya, kami akan hidup dan berbuat ini dan itu." (Yak 4:13-15)

Dan jangan sekali-kali kamu mengatakan terhadap sesuatu:”Sesungguhnya aku akan mengerjakan itu besok pagi, kecuali (dengan menyebut):”Insya Allah”. (QS 18:23-24)

NB: insya Allah artinya Jika Tuhan menghendaki

7. Tuhan bergembira karena tobatnya seorang manusia
"Siapakah di antara kamu yang mempunyai seratus ekor domba, dan jikalau ia kehilangan seekor di antaranya, tidak meninggalkan yang sembilan puluh sembilan ekor di padang gurun dan pergi mencari yang sesat itu sampai ia menemukannya?
Dan kalau ia telah menemukannya, ia meletakkannya di atas bahunya dengan gembira,  dan setibanya di rumah ia memanggil sahabat-sahabat dan tetangga-tetangganya serta berkata kepada mereka: Bersukacitalah bersama-sama dengan aku, sebab dombaku yang hilang itu telah kutemukan.
Aku berkata kepadamu: Demikian juga akan ada sukacita di sorga karena satu orang berdosa yang bertobat, lebih dari pada sukacita karena sembilan puluh sembilan orang benar yang tidak memerlukan pertobatan." (Luk 15:4-7)

Rasulullah bersabda: "Allah lebih gembira terhadap tobat hamba-Nya daripada seseorang di antara kamu yang yang mendapatkan kembali untanya yang sarat dengan perbekalan. Sebelumnya, ia mengendarai untanya di padang gurun lalu unta yang ia tunggangi terlepas. Padahal di atas unta tsb terdapat makanan dan minuman perbekalannya. Ia sudah sangat putus asa karena kehilangan untanya tsb. Kemudian dia mendekati sebuah pohon dan berbaring di bawahnya dan dia sudah yakin bahwa untanya tidak akan kembali. Pada saat itulah tiba-tiba unta tsb berdiri di depannya dan dia langsung memegang kendali untanya. Lalu karena sangat gembiranya, ia mengucapkan "Ya Allah, Engkau adalah hambaku dan aku adalah tuhan-Mu". Ia salah ucap karena saking gembiranya." (HR Muslim)
8. Ibadah yang sia-sia ...
Benarlah nubuat Yesaya tentang kamu, hai orang-orang munafik! Sebab ada tertulis: "Bangsa ini memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya jauh dari pada-Ku." (Mrk 7:6, Mat 15:8)

Nabi bersabda: "Berapa banyak orang yang berpuasa tetapi tidak mendapatkan apa-apa kecuali sekedar rasa haus dan lapar, dan berapa banyak orang yang melakukan shalat malam tetapi tidak mendapatkan apa-apa kecuali hanya sekedar terjaga" (Al Hadits)

9. Mengasihi sesama manusia lebih utama daripada ibadah ritual.
Pelajarilah arti firman ini: Yang Kukehendaki ialah belas kasihan dan bukan persembahan. (Hosea 6:6, Mat 9:13, 12:7)

Kaedah Fikih menyebutkan: al muta'addiyah afdhal min al qashirah, yang artinya Ibadah sosial lebih utama daripada ibadah individu (kaidah ilmu fikih)
Misalnya, menyantuni anak yatim termasuk ibadah muta'addiyah (ibadah sosial). Oleh Nabi SAW orang-orang yang menyantuni anak yatim dijanjikan Surga dan kelak akan berdampingan dengan Nabi Muhammad, sebagaimana jari telunjuk berdampingan dengan jari tengah.
Sedangkan untuk haji mabrur (yg termasuk ibadah individu), Nabi SAW hanya menjanjikan Surga tanpa embel-embel akan berdampingan dengan beliau.
Hal tsb merupakan suatu bukti bahwa ibadah sosial lebih utama daripada ibadah individu.

No comments:

Post a Comment

Jika anda menyukai artikel ini, mohon dikomentari dengan cara yang sopan dan santun.