Nama Albert Einstein, Stephen Hawkings, atau Bill Gates mungkin sudah tidak asing lagi kita dengar di telinga. Tapi sudah pernah dengarkah nama Umar Khayam, Ibnu Sina atau Ibnu Yunus, yang merupakan tokoh ilmuwan Islam?Ya, merekalah tokoh-tokoh ilmuwan Islam pada zaman dahulu, jauh sebelum Pascal atau Galileo menemukan temuan atau teorinya yang tak asing lagi dan dipelajari di bangku sekolah sekarang ini.
Sebagai muslim kita diberi kewajiban untuk menjadi khalifah di bumi. Oleh karena itu, banyak para pemikir Islam yang memegang teguh pada kewajiban mereka kepada Allah Swt untuk menjalankan fungsinya sebagai khalifah. Tidak hanya dunia barat yang memiliki tokoh ilmuwan, umat muslim pun juga memiliki tokoh ilmuwan Islam dengan pemikiran yang mutakhir.
Masih banyak di antara kita yang tidak mengetahui siapa saja tokoh ilmuwan Islam. Jangankan untuk mengetahui pemikiran mereka, siapa mereka dan bagaimana mereka bisa menjadi tokoh ilmuwan Islam, masih banyak belum mengetahuinya dengan jelas. Lalu siapa saja toko ilmuwan Islam itu? Dan apa saja buah pemikirannya? Berikut sebagian nama-nama tokoh ilmuwan Islam.
Tokoh Ilmuwan Islam Al-Farabi
Al-farabi memiliki nama asli Abu Nasr Muhammad Ibnu Muhammad Ibnu Tarkhan Ibnu Uzlaq Al Farabi. Tokoh ilmuwan Islam ini lahir pada tahun 874M (260H) di Transoxia yang terletak dalam wilayah Wasij di Turki. Al-Farabi banyak mengkaji mengenai falsafah dan teori Socrates, Plato, dan Aristoteles dalam usahanya untuk menghasilkan teori serta konsep mengenai kebahagiaan. Maka tidak mengherankan, jika Al-Farabi dikenali sebagai orang yang paling memahami falsafah Aristoteles. Dia juga merupakan orang pertama yang menulis mengenai ilmu logika Yunani secara teratur dalam bahasa Arab.
Pemikiran, ide, dan pandangan Al-Farabi mengenai falsafah politik terkandung dalam karyanya yang berjudul "Madinah al-Fadhilah". Dalam karya tokoh ilmuwan Islam ini membicarakan mengenai ilmu falsafah zaman Yunani dan falsafah Plato serta Aristoteles telah disentuhnya dalam karya " Ihsa’ al-Ulum" dan "Kitab al-Jam".
Tokoh Ilmuwan Islam Al-Ghazali
Abu Hamid Ibnu Muhammad al-Tusi al-Ghazali, itulah tokoh ilmuwan Islam yang dilahirkan di Tus, Pars pada tahun 450 Hijrah. Sejak kecil, beliau telah menunjukkan kemampuannya yang luar biasa dengan menguasai berbagai cabang ilmu pengetahuan. Imam Al-Ghazali lebih dikenali sebagai ulama tasawuf dan akidah. Oleh sebab itu sumbangannya terhadap bidang falsafah dan ilmu pengetahuan lain tidak boleh dinafikan. Al-Ghazali merupakan seorang ahli sufi yang bergelar "hujjatui Islam".
Selain belajar dan mengkaji ilmu, Al-Ghazali juga banyak menulis. Disinyalir, tokoh ilmuwan Islam ini telah menulis 300 buah buku mencakup pelbagai bidang ilmu pengetahuan seperti mantik, akhlak, tafsir, ulumul Quran, falsafah, dan sebagainya. Meskipun Al-Ghazali banyak menulis mengenai falsafah tetapi beliau tidak dianggap sebagai seorang ahli falsafah. Malah kebanyakan penulis menggolongkan Al-Ghazali sebagai seorang yang memerangi dan bersikap anti falsafah. Pandangan ini berdasarkan tulisan Al-Ghazali dalam buku Tahafut Falsafah yang banyak mengkritik dan mengecam falsafah.
Tokoh Ilmuwan Islam Al-Razi
Al-Razi atau nama sebenarnya Abu Bakar Muhammad bin Zakaria al-Razi, lahir pada tahun 236 H atau 850M. Sebagian berpendapat jika tokoh ilmuwan Islam ini lahir pada 1 Sya'ban 251H bersamaan 865M. Beliau anak kelahiran Iran, yaitu di Ray dekat Teheran. Al-Razi merupakan seorang tokoh falsafah yang masyhur pada masanya.
Al-Razi pada masa mudanya menjadi pemain gambus (rebab, rebana) sambil menyanyi, kemudian dia meninggalkan pekerjaan itu dan mempelajari bidang kedokteran dan falsafah. Tokoh Ilmuwan Islam ini belajar ilmu kedokteran dengan Ali ibn Rabban al-Thabari (192 - 240H atau 808-855M) dan belajar ilmu falsafah dengan Al-Balkhi. Pada waktu yang bersamaan beliau juga belajar matematika, astronomi, sastra, dan kimia.
Tokoh Ilmuwan Islam Ibn Bajjah
Sebagai muslim kita diberi kewajiban untuk menjadi khalifah di bumi. Oleh karena itu, banyak para pemikir Islam yang memegang teguh pada kewajiban mereka kepada Allah Swt untuk menjalankan fungsinya sebagai khalifah. Tidak hanya dunia barat yang memiliki tokoh ilmuwan, umat muslim pun juga memiliki tokoh ilmuwan Islam dengan pemikiran yang mutakhir.
Tokoh Ilmuwan Islam – Beberapa Tokoh Islam pada Zamannya
Selama ini yang seringkali kali kita kenal dalam dunia keilmuwan adalah teori-teori yang dikemukakan oleh para ahli atau pemikir dari dunia barat. Padahal Islam pun juga memiliki para pemikir tokoh ilmuwan Islam yang handal di bidangnya. Tentu saja ilmu yang mereka dapatkan itu bersumber dari pedoman hidup umat muslim di seluruh dunia, yaitu Al quran. Meski pun Al quran dijadikan sebagai sumber ilmu, mereka juga tidak mengesampingkan ilmu-ilmu yang sudah berkembang di dunia.Masih banyak di antara kita yang tidak mengetahui siapa saja tokoh ilmuwan Islam. Jangankan untuk mengetahui pemikiran mereka, siapa mereka dan bagaimana mereka bisa menjadi tokoh ilmuwan Islam, masih banyak belum mengetahuinya dengan jelas. Lalu siapa saja toko ilmuwan Islam itu? Dan apa saja buah pemikirannya? Berikut sebagian nama-nama tokoh ilmuwan Islam.
- Ibnu Sina (atau Aviciena) adalah tokoh kedokteran, yang dijadikan guru para dokter sedunia atau di Eropa dikenal sebagai Medicorum Principal (atau Rajanya para Dokter). Buku kedokterannya yang berjudul Al Qanuun Fith-Thib (The Cannon) dijadikan pedoman hampir semua dokter di dunia.
- Ibnu Yunus adalah tokoh yang ahli di bidang ilmu Fisika dan Astronomi. Ibnu Yunus-lah yang pertama kali menggunakan bandul untuk mengukur waktu ketika meneropong benda angkasa. Enam abad kemudian, Galileo Galilei melakukan metode Ibnu Yunus ini. Peninggalan sisa observatoriumnya dapat ditemukan di bukit Muqottom.
- Al-Khazini adalah tokoh pertama yang mencetuskan teori gravitasi (gaya tarik bumi) jauh sebelum Isaac Newton menemukannya. Al-Khazini juga mengungkapkan keadaan air di dalam perut bumi, yang kemudian diulas kembali oleh Roger Bacon.
- Para Ilmuwan muslim sudah mempelajari dunia tumbuhan sejak 11 abad yang lalu. Salah satu tokoh ilmuwan tersebut bernama Said al-Asma’i yang hasil pengamatannya tersebut dibukukan dengan judul Kitab An-Nabat wa Syajar (buku tentang tumbuhan dan pepohonan).
- Pada abad ke-9, Abu Khair berhasil membukukan hasil penelitiannya tentang tata cara bercocok tanam (Al Filaha) pada berbagai jenis tanaman di hutan Al-Jarave, Spanyol. Buku tersebut masih tersimpan dengan baik di perpustakaan Paris, Perancis.
- Jika Ibnu Sina dikenal sebagai Bapak Kedokteran dunia, maka Jabir bin Hayyan dikenal karena keahliannya meramu bahan-bahan kimia, sehingga pada saat itu, ilmu Kimia disebut dengan “keahlian Jabir”, dan beliau pun mendapat julukan Bapak ilmu Kimia dunia. Jabir bin Hayyan, orang pertama yang mendirikan laboratorium jauh dari tempat tinggal penduduk, agar tidak membahayakan mereka dari bahaya zat kimia. Beberapa hasil temuan Jabir bin Hayyan yang dikenal sekarang adalah: zat anti karat, kertas tahan air, garam, soda api, air raksa, dan tinta yang dapat dibaca di tempat gelap.
- Al-Khawarizmi adalah ilmuwan muslim yang pertama kali menemukan angka nol. Penemuan Al-Khawarizmi ini kemudian dikenal sebagai sistem operasi biner yang diaplikasikan untuk menciptakan komputer. Beliau juga berhasil mengukur seberapa besar garis tengah dan lingkaran bumi. Al-Khawarizmi membukukan hasil penelitiannya tentang waktu perhitungan berdasarkan bayang-bayang matahari, yang sampai sekarang digunakan untuk menentukan waktu shalat.
- Umar Khayam adalah salah satu ilmuwan matematika yang sangat terkenal pada masanya. Beliau yang pertama kali mengemukakan teori segitiga dan membukukan teori tersebut dengan judul Jawami’ Al Hisab. Kemudian teori tersebut diulas kembali oleh Pascal, sehingga kita mengenalnya sebagai teori segitiga Pascal.
- Al-Mas’udi adalah tokoh ilmuwan muslim yang ahli dibidang sejarah dan ilmu bumi. Beliau menulis buku mengenai pedoman untuk orang yang ingin mengelilingi dunia, yang berupa kumpulan dokumen berisi peta yang akurat dan dilengkapi dengan cara penggunaan kompas.
- Ibnu Khaldun adalah salah satu ilmuwan sejarah. Beliau berhasil membukukan Al-I’bar yang berisi tentang sejarah Arab, Yahudi, Yunani, dan Romawi serta tatanan kehidupan masyarakat negara berkembang. Sehingga menjadikannya tokoh perintis ilmu sosial, jauh sebelum Auguste Comte mengemukakan teori-teorinya.
Tokoh-Tokoh Ilmuwan Islam yang Lain
Masih ada lagi tokoh ilmuwan Islam lainnya, selain yang telah disebutkan di atas. Para tokoh ilmuwan Islam ini juga memberikan sumbangsih pemikiran untuk kemajuan hidup umat manusia. Semua pemikiran mereka dituangkan dalam karya baik buku maupun materi yang berguna untuk kemaslahatan umat. Mau tahu siapa saja tokoh ilmuwan Islam ini? Berikut beberapa tokoh ilmuwan Islam lainnya, yang ikut memberikan sumbangsih keilmuan:Tokoh Ilmuwan Islam Al-Farabi
Al-farabi memiliki nama asli Abu Nasr Muhammad Ibnu Muhammad Ibnu Tarkhan Ibnu Uzlaq Al Farabi. Tokoh ilmuwan Islam ini lahir pada tahun 874M (260H) di Transoxia yang terletak dalam wilayah Wasij di Turki. Al-Farabi banyak mengkaji mengenai falsafah dan teori Socrates, Plato, dan Aristoteles dalam usahanya untuk menghasilkan teori serta konsep mengenai kebahagiaan. Maka tidak mengherankan, jika Al-Farabi dikenali sebagai orang yang paling memahami falsafah Aristoteles. Dia juga merupakan orang pertama yang menulis mengenai ilmu logika Yunani secara teratur dalam bahasa Arab.
Pemikiran, ide, dan pandangan Al-Farabi mengenai falsafah politik terkandung dalam karyanya yang berjudul "Madinah al-Fadhilah". Dalam karya tokoh ilmuwan Islam ini membicarakan mengenai ilmu falsafah zaman Yunani dan falsafah Plato serta Aristoteles telah disentuhnya dalam karya " Ihsa’ al-Ulum" dan "Kitab al-Jam".
Tokoh Ilmuwan Islam Al-Ghazali
Abu Hamid Ibnu Muhammad al-Tusi al-Ghazali, itulah tokoh ilmuwan Islam yang dilahirkan di Tus, Pars pada tahun 450 Hijrah. Sejak kecil, beliau telah menunjukkan kemampuannya yang luar biasa dengan menguasai berbagai cabang ilmu pengetahuan. Imam Al-Ghazali lebih dikenali sebagai ulama tasawuf dan akidah. Oleh sebab itu sumbangannya terhadap bidang falsafah dan ilmu pengetahuan lain tidak boleh dinafikan. Al-Ghazali merupakan seorang ahli sufi yang bergelar "hujjatui Islam".
Selain belajar dan mengkaji ilmu, Al-Ghazali juga banyak menulis. Disinyalir, tokoh ilmuwan Islam ini telah menulis 300 buah buku mencakup pelbagai bidang ilmu pengetahuan seperti mantik, akhlak, tafsir, ulumul Quran, falsafah, dan sebagainya. Meskipun Al-Ghazali banyak menulis mengenai falsafah tetapi beliau tidak dianggap sebagai seorang ahli falsafah. Malah kebanyakan penulis menggolongkan Al-Ghazali sebagai seorang yang memerangi dan bersikap anti falsafah. Pandangan ini berdasarkan tulisan Al-Ghazali dalam buku Tahafut Falsafah yang banyak mengkritik dan mengecam falsafah.
Tokoh Ilmuwan Islam Al-Razi
Al-Razi atau nama sebenarnya Abu Bakar Muhammad bin Zakaria al-Razi, lahir pada tahun 236 H atau 850M. Sebagian berpendapat jika tokoh ilmuwan Islam ini lahir pada 1 Sya'ban 251H bersamaan 865M. Beliau anak kelahiran Iran, yaitu di Ray dekat Teheran. Al-Razi merupakan seorang tokoh falsafah yang masyhur pada masanya.
Al-Razi pada masa mudanya menjadi pemain gambus (rebab, rebana) sambil menyanyi, kemudian dia meninggalkan pekerjaan itu dan mempelajari bidang kedokteran dan falsafah. Tokoh Ilmuwan Islam ini belajar ilmu kedokteran dengan Ali ibn Rabban al-Thabari (192 - 240H atau 808-855M) dan belajar ilmu falsafah dengan Al-Balkhi. Pada waktu yang bersamaan beliau juga belajar matematika, astronomi, sastra, dan kimia.
Tokoh Ilmuwan Islam Ibn Bajjah
Ibn Bajjah dilahirkan di Saragoza pada tahun 1082 M. Tokoh Ilmuwan Islam ini, merupakan seorang sastrawan dan ahli bahasa yang unggul. Dalam hal ini, beliau pernah menjadi penyair bagi golongan al-Murabbitin yang dipimpin oleh Abu Bakr Ibrahim Ibn Tafalwit. Selain itu, Ibn Bajjah juga merupakan seorang ahli musik dan pemain gambus yang handal. Meskipun piawai bermain musik, Ibn Bajjah juga seorang yang hafiz Al-Quran. Ibn Bajjah juga telah menulis sebuah buku yang berjudul "AI-Nafs" yang membicarakan persoalan yang berkaitan dengan jiwa. Pembicaraan itu banyak dipengaruhi oleh gagasan pemikiran falsafah Yunani. Oleh sebab itulah, tokoh ilmuwan Islam ini banyak membuat ulasan terhadap karya dan hasil tulisan Aristoteles, Galenos, Al-Farabi, dan Al-Razi. Minatnya dalam pemikiran yang berkaitan dengan ketuhanan dan metafisik jauh mengatasi bidang ilmu yang lain, meskipun beliau juga mahir dalam ilmu psikologi, politik, kedokteran.
0 comments:
Post a Comment
Jika anda menyukai artikel ini, mohon dikomentari dengan cara yang sopan dan santun.