A. Latar Belakang Pendidikan Ibnu Khaldun
Seorang sarjana sosiologi dari Italia, Gumplowiez melalui penelitiannya yang cukup panjang, berpendapat, ”Kami ingin membuktikan bahwa sebelum Auguste Comte (1798-1857M) dan Giovani Vico (1668-1744M) telah datang seorang muslim yang tundukpada ajaran agamanya. Dia telah mempelajari gejala-gejala sosial dengan akalnya yang cemerlang. Apa yang ditulisnya itulah yang kini disebut sosiologi. (Gumplowiez, Ibnu Khaldun, Arabischersoziologe des 14 jahrundert. Dalam ‘SociologigscheEssays:PP.201-202). Sejarawan dan BapakSosiologi Islam ini dari Tunisia. Ia keturunan Yaman dengan nama lengkapnya Waliuddin bin Muhammad bin Abi Bakar Muhammad bin Al Hasn. Namun ia lebih dikenal dengan nama Ibnu Khaldun. Keluarganya berasal dari Hadramaut (kini Yaman) dan silsilahnya sampai pada seorang sahabatNabi Muhammad Nabi Muhammad SAW. bernama Wail bin Hujr dari kabilah Kindah, salah seorang cucu Wail, Khalid bin Usman, memasuki daerah Andalusia bersama orang-orang arab penaklukpada tahun ke-3 H(9 M). Anak cucu Khalid bin Usman membentuk satu keluarga besar bernama Bani Khaldun, dari bani inilah asal nama Ibnu Khaldun. Ia lahir di Tunisia pada tanggal 27 Mei 1332 M (1 Ramadhan 732 H), tetapi sebenarnya ia dari Seville,Spanyol. Sejak kecil, ia sudah hafal Al-Qur’an. Di tanah kelahirannya itu ia mempelajari syari’at (tafsir, hadits, tauhid, fiqih) fisika dan matematika. Saatitu Tunisia telah menjadi pusat perkembangan ilmu di Afrika Utara. Sejak usia muda,ia sudah mengikuti kegiatan politik praktis. Situasi politikyang tidakmenentu di Tunisia, menyebabkan Ibnu Khaldun melakukan pengembaraan dari Maroko sampai Spanyol. Pada tahun 1375, beliau pindah keGranada, Spanyol. Karena keadaan politikGranada tidakstabil ia menetap di Qal’at Ibnu Salamah di daerah Tilmisan,ibukota Maghrib Tengah (Aljazair) dan meninggalkan dunia politik praktis. Tahun 746 H, studinya terhenti akibat terjangkitnya penyakitPes di sebagian besar belahan dunia bagian timur dan bagian barat. Banyakkorban akibat dari penyakit yang sedang melanda itu. Karena situasinya berubah, akhinya Ibnu Khaldun mencari kesibukan kerja serta mengikuti jejak kakeknya untukterjun ke dunia politik. Berkat komunikasinya dengan tokoh-tokoh dan ulama terkemuka setempattelah banyak membantunya mencapai jabatan tinggi.
B. Pemikiran Ibnu Khaldun
Ibnu Khaldun mengemukakan pemikiran baru yang menyatakan bahwa sistem sosial manusia dapat berubah seiring dengan kemampuan pola berpikir mereka, keadaan muka bumi di sekitar mereka, pengaruh iklim, makanan, emosi serta jiwa manusia itu sendiri. Beliau juga berpendapat bahwa pola pemikiran masyarakat berkembang secara bertahap yang dimulai dari tahap primitif, pemilikan, peradaban, kemakmuran dan kemunduran (keterpurukan). Pemikiran Ibnu Khaldun dikagumi oleh tokoh sejarah keturunan Yahudi, Prof. Emeritus, Dr. Bernerd Lewis yang mengukuhkan tokoh ilmuwan itu sebagai ahli sejarah arab yang hebatpada abad pertengahan. Felo Amat Utama Akademik Institut Antarbangsa Pemikiran dan Ketamadunan (ISTAC), University Islam Antarbangsa Malaysia (UIAM), Muhammad Uthman El-Muhammady juga melihat pendekatan (pemikiran) Ibnu Khaldun secara mendunia. Karya Ibnu Khaldun yang menakjubkan (Mukaddimah) membuat beliau mendapat gelar Prolegomena atau pengenalan pada berbagai ilmu perkembangan kehidupan manusia di kalangan ilmuwan barat. Dari situ, Ibnu Khaldun mengutarakan pandangannya untuk memperbaiki kesalahan dalam kehidupan, menjadikan karya beliau seperti ensiklopedia yang mengisahkan berbagai perkara dalam kehidupan sosial manusia. Kajian yang dilakukan Ibnu Khaldun tidak hanya mencakup kisah kehidupan masyarakat saat itu, tetapi juga merangkum sejarah umat terdahulu. Selain sebagai ilmuwan dalam bidang ilmu sosial, Ibnu Khaldun mampu menjalankan tugasdengan baik saatdilantik sebagai kadi (wali agama)ketika menetap di Mesir. Kebijaksanaan beliau mendorong Sultan Burquq yaitu Sultan Mesir pada waktu itu, memberi gelar Waliuddin kepadaIbnu Khaldun. Ibnu Khaldun juga memajukan konsep ekonomi, perdagangan, kebebasan, beliau terkenal karena hasil kerjanya dalam bidang sosiologi, astronomi, numerologi, kimia serta sejarah. Beliau berpendapat bahwa tugas kerajaan hanya mempertahankan rakyatnya dari kejahatan, melindungi harta rakyat, memberantas penipuan dalam perdagangan dan mengurus pemasukan kas negara (upeti/pajak). Pemerintah juga melaksanakan kepemimpinan politik yang bijaksana dengan keterpaduan sosial dan kekuasaan tanpa adanya paksaan. Dari segi ekonomi, Ibnu Khaldun memajukan teori nilai dan keterkaitan hubungan dengan tenaga kerja, mengenalkan pembagian kerja, membantu pemasaran terbuka,menyadari kesan dinamik permintaan dan modal penjualan serta keuntungan. Wacana atau pemikiran Ibnu Khaldun juga diterapkan dalam kehidupan masyarakaat modern yang ingin mengimbangi pembangunan fisik dan spiritual. Secara teori,ilmu itu dikaitkan dengan persoalan manusia dalam masyarakat dan para ahli sosiologi berharap ilmu itu dapatmenjalin keterpaduan serta membentukpembenahan krisis moral yang dihadapi masyarakat saatini. Walaupun istilah sosiologi ditemukan oleh tokoh sosiologi kelahiran Perancis abad ke 19 yaitu AugusteComte, tetapi kajian mengenai kehidupan sosial manusia sudah diurai oleh Ibnu Khaldun dalam kitabnya Mukaddimah, 500 tahun lebih awal, pada usianya 36 tahun.
C. Karya-karyaIbnu Khaldun
Sebagai sejarawan dan filsuf, ia memusatkan perhatiannya pada kegiatan menulis dan mengajar. Saatitulah karya besar lahir dari tangannya, yaitu : 1. Sebuah kitab Al-Ibrar wa Diwan Al-Mubtada’ wa Al-Khabar fi Ayyamal Al-‘Arab wa Al-Ajam wa al-Barbar atau yang sering disebutAl-Ibrar (Sejarah Umum), terbitan Kairo tahun 1284. Kitab ini terdiri atas 7 jilid yang berisi tentang kajian sejarah yang didahului oleh Muqaddimah (jilid I), yang berisi tentang pembahasan masalah-masalah sosial manusia. 2. Muqaddimah (yang sebenarnya merupakan pembuka kitab Al-Ibrar)popularitasnya melebihi kitab itu sendiri. Muqaddimah membuka jalan menuju pembahasan ilmu-ilmu sosial. Menurut pendapatnya, politik tidak bisa dipisahkan dari kebudayaan, dan masyarakat dibedakan atas masyarakat desa (hadarah)dan kota (badawah). Oleh karena itu Ibnu Khaldun dianggap sebagai peletakdasar ilmu-ilmu sosial dan politik Islam. 3. Sejumlah kitab yang bernilai tinggi diantaranya At-Ta’rifbi Ibn Khaldun (autobiografi, catatan dan kitab sejarahnya)dan kitab teologi yaitu Lubabal Al-Muhassal Afkar Usul Ad-Din (ringkasan dari kitab Muhassal Afkar Al-Muttaqaddimin wa Al-Muta’akhirin karya Imam Fakhrudi Ar-Razi dan memuat pendapatnya tentang masalah teologi).
D. Pengertian Sosiologi
Dalam Muqaddimah ini pula Ibnu Khaldun menampakkan diri sebagai ahli sosiologi dan sejarah. Menurutnya sosiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang solidaritassosial. Teori pokoknya dalam sosiologi umum dan politik adalah konsep ashabiyah (solidaritassosial). Asal-usul solidaritas sosial adalah ikatan darah yang disertai kedekatan hidup bersama. Hidup bersama juga dapatmewujudkan solidaritas yang sama kuat dengan ikatan darah. Menurutnya, solidaritassosial sangat kuat terlihat dalam masyarakatpengembara, karena corak kehidupan mereka yang unikdan kebutuhan mereka untuksaling membantu. Relevansi teori ini misalnya dapatditemukan pada teori-teori tentang konsiliasi kelompok-kelompok sosial dalam menyelesaikan konfliktantangan tertentu. Relevansi teori Khaldun, misalnya juga dapatditemukan dalam teori Ernest Renan tentang kelahiran bangsa. Tantangan yang dihadapi masyarakat pengembara dalam teori Khaldun tampaknya,meski tidak semua, paralel dengan “kesamaan sejarah” embrio bangsa dalam teori ErnestRenan. Kebutuhan untuk saling membantu mengatasi tantangan ini jugame miliki relevansi dalam kajian psikologi sosial terutama berkenaan dengan kebutuhan untuk mengikatkan diri dengan borang lain atau kelompoksosial yang lazim disebut afiliasi.
0 comments:
Post a Comment
Jika anda menyukai artikel ini, mohon dikomentari dengan cara yang sopan dan santun.